kampus peradaban

Kalau kita bicara mengenai kampus peradaban, maka yang kita fokuskan adalah manusianya. Manusia yang menghuni kampus, yang menggunakan kampus, yang mengatur kampus, atau bahkan yang hanya berjalan-jalan untuk melihat-lihat kampus. Kampus dalam makna komunitas, demikian itulah adanya. Ia bukan benda mati, meskipun diasosiasikan sebagai benda. Tidak ada artinya gedung-gedung kuliah, perpustakaan, taman, lahan parkir, masjid, kantin dan sebagainya itu tanpa manusia di dalamnya. Maka, dosen, tenaga kependidikan, sekuriti, cleaning servant, dan terutama para mahasiswa adalah jantung dan otak yang menggerakkan benda yang namanya kampus itu menjadi mekanisme yang hidup, semarak, merona, berdenyut dan berdentang, mengalir kencang menantang zaman.

Dengan dasar pengertian itu, maka kampus adalah komunitas dimana civitas akademika hidup bersama didalam satu kesatuan sistem. Sistem apa? Ya, sistem kampus, yakni suatu sistem yang unik sebenarnya, karena sedikit banyaknya berbeda dari sistem kehidupan umum. Apakah ia menjadi sistem eksklusif? Banyak juga kampus yang eksklusif, terutama diluar Indonesia. Akan tetapi, di negara kita tidak mesti demikian. Kontak dengan masyarakat sekitar harus tetap dipelihara dan dibangun, karena hubungan itu menjadi penting dalam dua hal. Pertama, hubungan kampus dengan masyarakat luas adalah dalam satu sistem besar, yang keduanya harus bersimbiosis mutualistis. Hidup saling barkaitan dan menguntungkan satu sama lain. Kedua, kelak para mahasiswa akan kembali ke masyarakat luas. Sistem yang eksklusif tidak kondusif bagi para mahasiswa dan juga masyarakat umum dalam kaitan ini.

Meskipun tidak eksklusif, kampus haruslah menjadi wadah proses pembelajaran bagi para civitas akademika, terutama bagi para mahasiswa. Nah dalam proses pembelajaran inilah letak uniknya, karena kondisi dan situasi bangsa Indonesia yang sebenarnya masih harus menempuh proses pembelajaran, terutama dalam konteks peradaban. Dalam status demikian ini, kampus harus mampu dan harus berhasil menciptakan mahasiswa yang beradab, agar kelak jika telah kembali menjadi anggota masyarakat luas, mereka akan menjadi kader yang unggul didalam menyebarluaskan nilai peradaban yang telah mereka serap di dalam kampus. Kampus yang demikian itu kita namakan Kampus Peradaban, dan itulah yang dimimpikan oleh UBB dalam visinya yang perseptif itu (Menjadi Lembaga Pendidikan yang Unggul didasari Kekuatan Intelektual, Mental dan Moral untuk Membangun Peradaban Lokal dan Global).

Bagaimanakah contoh kecil melakukan proses pembelajaran didalam kampus peradaban? Mudah saja meskipun pada awalnya anda merasa sulit karena belum terbiasa melakukannya. Kita akan mulai dengan yang sederhana dan kecil-kecil sebagai berikut. Kebiasaan membuang sampah sekecil apapun haruslah membiasakannya di tempat sampah yang telah disediakan. Jika di sekitar anda kebetulan tempat sampah agak jauh dan anda sedang repot untuk beranjak ke tempat sampah itu, maka masukkanlah dulu ke dalam kantong anda atau letakkan dulu diatas meja atau kursi anda. Nanti jika sudah ada kesempatan bawa sampah itu ke tempat sampah. Lakukan itu dengan sadar sehingga menjadi kebiasaan oleh semua civitas akademika.

Sikap dan perilaku itu akan tertanam di dalam diri anda dan menjadi nilai tersendiri dan akan menjadi salah satu nilai penting dalam bersikap sebagai kader kampus peradaban. Jika telah terbiasa demikian, maka sampah orang lain pun akan menjadi perhatian anda. Bisa anda tegur kalau kebetulan memergoki teman anda membuang sampah sembarangan, atau jika sampah itu telah tergeletak di lantai atau dimana saja, pungut sampah itu dan buanglah ke tempat sampah. Jangan segan melakukannya dan jangan malu dilihat orang. Justru orang lain harus melihat sikap dan perilaku anda tersebut untuk menjadi pembelajaran baginya.

Contoh yang lain lagi adalah sikap dan perilaku untuk tidak merokok di bawah atap gedung. Ini artinya jangankan di dalam ruangan, diluar pun jika masih di bawah atap gedung tidak diperkenankan untuk merokok. Untuk itu universitas akan mengeluarkan aturan merokok dan menyediakan shelter khusus untuk para perokok di luar atap gedung. Universitas menyadari sepenuhnya bahwa menghilangkan kebiasaan merokok bagi sebagian orang dirasa sangatlah sulit. Walhal di bungkus rokok jelas-jelas tertulis bahwa merokok itu merugikan kesehatan dengan segala penyakit berat yang disebabkannya. Kampus Peradaban bagaimanapun mendorong sekuatnya agar suatu ketika kampus benar-benar bebas dari asap rokok.

Masih banyak lagi sikap dan perilaku yang harus dibentuk dan dibangun di dalam Kampus Peradaban yang pada asasnya menuju kepada ketertiban, kedisiplinan dan sopan santun dalam kesadaran mandiri. Nilai-nilai yang terbentuk di dalam diri para sivitas akademika, khususnya para mahasiswa akan dibawa kelak ke dalam masyarakat luas. Merekalah yang akan menjadi kader kampus peradaban yang siap dengan sendirinya menyebarluaskan nilai-nilai itu kepada lingkungan sekelilingnya.

Saya sendiri sering berjalan kaki pagi bersama isteri mengelilingi taman merdeka yang sekarang terlihat lebih indah dan bersih. Namun, di setiap pagi selalu saya lihat sampah berserakan sisa makanan, plastik atau apa saja bekas buangan orang tadi malam. Saya tidak segan untuk memungut sampah-sampah itu dan membuangnya ke tempat sampah yang telah tersedia. Saya tidak peduli bagaimana pandangan orang kepada saya, karena bagi saya memungut sampah orang lain dan membuangnya ke tempat sampah adalah perbuatan mulia yang merupakan hasil nilai yang terbentuk dari sisi-sisi peradaban yang unggul. Dalam hati saya semoga orang lain akan mencontoh perbuatan saya itu, suatu kali kelak, entah kapan, tapi pasti akan terjadi jika kita konsisten melakukannya.

Mari kita bangun kampus kita, Kampus UBB di Balunijuk. Jika ini berhasil, maka kampus kita insyaAllah akan menjadi kampus pertama dan satu-satunya menjadi Kampus Peradaban yang akan menjadi percontohan bagi kampus-kampus lain di Indonesia. Be Excellent!

comment 0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© Glingo | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger